SMA PGRI 01

Selamat Datang di Blog Resmi SMA PGRI 01 PALEMBANG

Manfaat Internet Bagi Kehidupan & Pendidikan

Manfaat Internet untuk pendidikan
Internet Bagi Pendidikan
Bagaimana dampaknya apabila guru dan anak didik tertinggal oleh teknologi informasi seperti internet? atau Apa Keuntungannya apabila pembelajaran menggunakan ICT?

1. Internet

Internet adalah ‘jaringan informasi (data) langit’ yang hanya dapat diakses (dipantau dan diperbaharui) melalui komputer. Ada komputer yang mengirim, meng-input data informasi, semetara, komputer yang lain bisa terhubung dengan jaringan informasi langit itu (melalui saluran telepon, radio, atau, soket arus listerik tertentu) untuk mengakses, mencari berbagai data dan ‘bahan ajar’.
Berbicara dan atau menggambarkan apa itu internet, tidak akan habis-habisnya, karena DUNIA MAYA, begitu dia biasa disebut sebahagian orang, terus berubah dan tidak berhenti berkembang dari detik ke detik. Internet sulit diceritakan dengan kata-kata. Namun untuk mengaksesnya, atau menggunakannya, tidak lebih sulit dari pada mengambil uang anda di anjungan tunai mandiri(ATM) bank.
Seperti pisau, internet mempunyai sifat netral nilai. Dia bisa berdampak positif maupun negatif tergantung sipemakainya.
Internet bisa dipakai untuk ‘menumpuk data’ sebanyak-banyaknya dalam satu sistem, dan dapat diakses kembali dari komputer (yang terhubung) mana saja, dan kapan saja secara bersamaan.
Bila sistem pendataan dengan internet telah dimanfaatkan secara maksimum, akan memungkinkan kita tahu dari jaringan itu tentang: seorang pejabat A, dulu pendidikan SD-nya di mana? Waktu dia di SMA, masuk peringkat sepuluh besar atau tidak. Dari sepotong informasi internet tentang: SD yang ambruk akibat gempa, hanya dengan menekan beberapa key komputer saja, akan dapat dikalkulasikan berapa siswa yang terkendala pembelajarannya. Kita bisa tahu, berapa dana yang diperlukan untuk memulihkan kondisi sekolah itu, secara keseluruhan.
Pembelajaran dengan computer assisted learning adalah pembelajaran dengan bantuan komputer, yang bersifat: individual, memperhatikan ‘kecepatan’ tanggap pembelajarnya, dan berpenampilan (layar) menarik, serta responsive terhadap siswanya. Hampir semua guru sepakat bahwa pembelajaran: dengan pendekatan individual (lawan dari cara klasikal), memperhatikan speed siswa, menarik, dan responsive sesuai dengan yang diinginkan siswa akan lebih produktif.
Internet untuk pembelajaran dapat difungsikan sebagai sumber belajar yang memuat data dan fakta untuk referensi belajar. Data dan fakta itu selalu bisa diperbaharui, sehingga dia tidak mudah basi, namun dapat pula ditampilkan berulang-ulang tanpa tambahan biaya yang berarti. Hal ini berbeda dengan dengan data ‘tercetak’, dan percobaan laboratorium convensional, dengan alat fisika dan unsur kimia. Oleh sebab itu, internet, lebih mampu untuk ‘memuaskan’ rasa ingin tahu siswa, sekaligus lebih murah.
Walaupun diakui bahwa di dalam dunia internet itu cukup banyak terdapat ‘situs-situs sampah’, namun begitu, pilihan untuk mengunjungi situs yang mana, seratus persen di tangan anda sendiri. Kalau seseorang mau belajar, atau mau bekerja dengan internet, tentu dia akan menerima arahan yang diberikan gurunya dalam pemakaian produk teknologi canggih itu. Dia hanya akan mengunjungi situs yang ‘benar’ saja.


2. Kegiatan Pendidikan

Apa itu kegiatan pendidikan?
Dunia pendidikan adalah dunia proses belajar. Secara tradisional kita biasa berpikir, komponen dasar dunia pendidikan terdiri dari: siswa, narasumber (fasilitator – guru), dan sumber belajar. Kita sering mengabaikan peran dan pengaruh masyarakat lain, seperti: para pejabat non keguruan, orangtua siswa yang tergabung dalam komite pendidikan dan lingkungan dunia usaha, terhadap pendidikan. Kita juga kurang mendayagunakan kemajuan teknologi untuk kemajuan pendidikan. Yang kita anggap harus terlibat dalam proses belajar, selama ini, hanyalah siswa saja. Kita lupa bahwa para pendidik, guru, dan masyarakat luas mestinya tidak berhenti terlibat dalam proses belajar. Mereka juga harus tetap belajar. Sekali kelompok ini berhenti (belajar), maka ia akan berdampak kepada stagnancy, terhenti-nya, atau setidaknya melambatnya kemajuan pendidikan di Indonesia.

Siapa yang mendidik, dan yang di-didik?
Tidak semua orang terdidik menjadi pendidik, dan tidak semua pendidik pula menjadi guru. Pendidik adalah orang yang memperhatikan dan mau berbuat sesuatu untuk pendidikan. Siapa saja yang terdidik bisa menjadi pendidik kalau mau, termasuk presiden dan tukang becak. Sementara, guru adalah pendidik yang berprofesi sebagai pengajar. Ada berbagai macam guru; di antaranya: guru mata pelajaran di sekolah atau pusat-pusat pembelajaran. Alangkah bagusnya bila semua pendidik dan guru mata pelajaran bersinergi dalam mendidik bangsa ini. Akan lebih bagus lagi, kalau mereka (pendidik dan guru) mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan teknologi komputer dan internet untuk pendidikan.

Bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia terkait Pemanfaatan teknologi?
Disayangkan, bahwa sampai sekarang belum ada data konkrit, yang mengungkapkan ada berapa orang guru dan tenaga kependidikan di seluruh Indonesia yang tahu, yang gandrung terhadap pemakaian teknologi komputer di lahan kerjanya.
Karena kita telah dikelilingi oleh kemajuan teknologi internet, semestinya para pendidik dan guru, yang menguasai internet, haruslah lebih diperankan, sehingga mereka dapat dan mampu meyakinkan pendidik lain. Hanya guru yang berkemampuan teknologi internetlah yang akan mampu untuk mengarahkan siswanya kepada Pemanfaatan internet untuk membelajarkan diri mereka.
Sekarang, ada kesan bahwa teknologi itu dibiarkan saja bergentayangan secara ‘liar’. Di samping itu, sekarang ada berkembang semacam gejala internet pobia (penolakan terhadap internet) di tengah masyarakat. Bahkan di kalangan sebahagian besar tenaga kependidikan dan guru juga, ada gejala ini. Padahal kita tidak bisa membendung penyebaran internet itu dari lingkungan kita. Kita hanya bisa saja menutup pintu rumah kita dari internet dan kemajuan teknologi, namun tidak akan bisa mencegahnya muncul di warnet dan rental komputer. Putra-putri kita, bisa saja sering datang kesana, baik untuk mengakses internet maupun untuk menggunakan jasa rental komputer lainnya. Lalu bagaimana kita bisa mengontrol mereka?
Sebagai orangtua, atau pendidik, yang harus kita sadari adalah bahwa; anak kita pada umumnya akan belajar karena menyukai sesuatu, bukan karena disuruh belajar sesuatu. Kebanyakan anak kita menyukai produk teknologi komputer. Setelah kita tahu bahwa mereka menyukai teknologi itu, karena hal itu merupakan suatu hal yang baru dan ‘nge trend’ di kalangan mereka, kita (guru) tidak memanfaatkan situasi itu untuk pendidikan mereka?

Barangkali, tidak bijaksana kalau kita memposisikan internet sebagai ‘musuh’ yang harus dijauhi.
Walaupun terlihat, belum cukup banyak tenaga kependidikan dan guru yang mampu memanfaatkan komputer untuk pengelolaan manajemen pendidikan dan pembelajaran, sebetulnya, usaha kearah Pemanfaatan komputer dan internet sudah harus di-seriusi. Perangkat keras dan lunak, komputer dan internet di sekolah, kantor dinas pendidikan, dan di masyarakat luas sudah cukup banyak tersedia. Pelatihan Pemanfaatan komputer juga sudah cukup sering diadakan.
Saya yakin, kita tidak perlu menunggu sampai semua pegawai dan guru di jajaran pendidikan harus ‘mellek’ komputer dan internet terlebih dahulu, sebelum pemakaian teknologi itu dimulai. Dayagunakan saja siapa yang ‘lebih mampu’, di kantor dan sekolah untuk pengoperasian komputer dan jaringan internet yang sudah ada. Jangan biarkan fasilitas itu berdebu dan rusak karena tidak pernah disentuh.


3. Komputer, Internet untuk Pendidikan

Pemanfaatan Internet, dalam dunia pendidikan, dapat digunakan pihak siswa dan guru untuk dua hal:
Pertama, pemakaian internet untuk kepentingan administrasi dan manajemen pendidikan, di tiap sekolah, dan secara nasional. Manajemen data pendidikan bisa dilakukan secara berangkai, terhubung dalam satu sistem komunikasi dua arah, mulai dari kantor Departemen Pendidikan, dinas propinsi, kabupaten kota, sampai ke masing-masing sekolah, dan sebaliknya. Dengan begitu, administrasi pendidikan yang mencakup lalulintas informasi pendidikan bisa dilaksanakan dengan mudah, lancar, cepat, dan lebih murah.

Kedua, penggunaan internet untuk ( alat pembelajaran) dan atau sumber belajar. Negara kita termasuk yang tertinggal dalam Pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran. Bahkan, kita terbelakang dalam Pemanfaatan teknologi pembelajaran dengan pemakaian komputer non internet, sekalipun. Padahal, komputer telah cukup lama dan cukup banyak tersebar di sekolah, dan di tengah masyarakat. Di berbagai kota kecamatan, sudah sangat banyak ditemukan toko, (usaha) sewa komputer. Semua perangkat teknologinya sudah tersedia, namun kita lemah dalam Pemanfaatan.
Kata ‘pendidikan’, biasanya, diasosiasikan dengan orang dewasa, yaitu: tenaga kependidikan dan guru. Sementara, kata ‘belajar‘ dikaitkan dengan siswa. Mendidik adalah usaha sadar yang semestinya dilakukan oleh orang yang telah terdidik kepada anak didik.
Agar pendidikan atau pembelajaran efektif; sebaiknya, siswa juga melakukan pembelajaran secara sadar. Anak muda diharapkan mau mempelajari apa-apa yang bernilai pendidikan. Namun pada kenyataannya, anak muda biasanya hanya akan mempelajari apa yang disukainya saja. Yang kurang disukainya tidak akan mereka pelajari, betapapun pentingnya objek itu menurut pandangan orang terdidik. Hal yang positif dari produk teknologi, adalah, siswa menyukainya. Siswa dengan mudah mengenal dan mengoperasikan peralatan teknologi. Tugas guru menjadi terbantu, karena mereka cukup memberikan arahan dari segi content, isi situs pendidikan saja.


4. Secara nasional


Usaha Pemakaian Internet Untuk Kemajuan Pendidikan di Indonesia telah dimulai semenjak akhir tahun 1990-an.
Mulanya dalam bentuk LAN (local area network); ketika sistem itu diperkenalkan di beberapa sekolah kejuruan di berbagai kabupaten dan kota. Kemudian, dikembangkan menjadi WAN (wider area network), yang memungkinkan antar sekolah dan kantor dinas saling terhubung, dengan saluran radio sebagai media. Kini telah ada ICT dengan hubungan ke internet melalui protocoler ICT Depdiknas Jakarta atau lebih dikenal dengan JARDIKNAS. Sistem ini telah memungkinkan semakin banyak sekolah dan kantor pendidikan di seluruh Indonesia terhubung dengan internet.

Usaha sosialisasi Pemanfaatan internet untuk pendidikan maupun untuk berbagai kegiatan pemerintahan, cukup gencar, kita saksikan di layar televisi. Ada sidang pengadilan (mendengar kesaksian) jarak jauh, bahkan ada konferensi asosiasi mendiknas 11 negara se-Asean di Bali, yang diresmikan Presiden Susilo. Sidang itu, malah, diikuti pula oleh tujuh anggota asosiasi, dari negara maju lain-nya. Tema konferensi ini adalah “Pemanfaatan Komunikasi Informasi dan Teknologi untuk meningkatkan kualitas dan nilai-nilai pendidikan”.
Secara makro, Indonesia sudah melakukan sosialisasi pemakaian komputer dan internet secara memadai. Yang diperlukan sekarang, menurut saya, adalah sosialisai yang langsung menyentuh para staf dinas pendidikan di propinsi, kabupaten dan kota serta semua guru mata pelajaran. Dengan begitu pemakaian internet dikalangan pendidik dan siswa akan bisa berkembang.


5. Kondisi PPPPTK Matematika dalam Pemanfaatan Komputer dan Internet untuk Pendidikan
PPPPTK Matematika telah mempunyai koneksi jaringan internet, namun pemanfaatannya masih terbatas pada searching maupun browsing, sedangkan pemanfaatan sebagai distance learning masih belum optimal, untuk e-learning maupun konsultasi (bimbingan belajar) belum dimanfaatkan secara maksimal. Sebagian Widyaiswara belum memfaatkan internet untuk mengekplorasi karya ilmiah maupun info ke-matematika-an yang trend saat ini yang dapat dimanfaatkan langsung sebagai sarana interaktif antara WI itu sendiri dengan alumni maupun masyarakat yang peduli dengan pendidikan terutama matematika maupun sumber belajar lainnya.

Sebetulnya, Pemanfaatan internet untuk pendidikan, mirip dengan pengenalan ‘produk dagang baru’. Diperlukan pula suatu tahap pengenalan, internet, kepada para fungsional/Widyaiswara, pejabat structural, maupun pegawai di lingkungan P4TK Matematika. Ini penting, agar jangan timbul persepsi yang salah. Persepsi yang salah terhadap pemakaian komputer dan internet, dalam dunia pendidikan akan berdampak kepada ‘sikap menolak’.
Sosialisasi komputer dan internet yang benar dan efektif tentu hanya akan dapat dilakukan oleh orang yang ‘akrab’ dengan teknologi itu.
Begitu pula halnya dengan usaha memperkenalkan Pemanfaatan internet atau komputer untuk pembelajaran bagi guru; hanya para Widyaiswaralah, yang mengerti cara manfaat internet dan komputer, yang langsung berinteraksi dengan guru yang akan bisa mengembangkan pemakaian komputer dan internet itu kepada siswanya di sekolah dan pusat-pusat belajar. Para guru yang berada diujung tombak atau lini depan pembelajaran untuk pendidikan kita mestilah diarahkan dan digerakkan oleh para pejabat agar bisa dan mau berubah kearah penggunaan internet itu untuk membelajarkan siswanya.

wedding,prewedding,fotografi
K-One Production | Simple Photography

Share this post :
Pilihan Bahasa

PAPAN PENGUMUMAN

PPDB Online Turut Serta Lawan Pandemi Virus Corona #Stayathome #dirumahaja

Pendaftaran Online : PPDB Online
Pengumuman Kelulusan : KELULUSAN

Info Lebih Lanjut Hubungi Kami : WhatsApp
- Chat Admin

Statistik Blog

 
Support : SMA PGRI 01 PALEMBANG | Download | Artikel
Copyright © 2015. SMA PGRI 01 PALEMBANG - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Modified by dzulAceh
Proudly powered by Blogger